Kamis, 02 Juli 2009

Data Kemiskinan

Waktu kelas X, aku prnah dapet tugas ekonomi. katanya siiih.... harus ngedata warga-warga miskin di daerahku... tapi anehnya, guruku itu udah ngasih contekan konsep karya tulisnya! yaaa... tugasnya kita, siiih... cuman nyari data-data warga miskin, dan masalah karya tulisnya, tinggal nyontek aja! hahaha..... dulu, aku sering banget kebagian job-job kayak gene. gara-gara itu, aku nggak perlu capek-capek nyari data ke kelurahan (capek, ngabisin ongkos bensin! hahahaaa.... prekengan amat, yaaa?). hm... pada mau nyonteeek ni tulisan, nggak? boleh-boleh saja, wong saya juga nyontek! :-P heheheee....
ini diiiaaaaa!jeng-jeeeng....jeeeeeenngg!!


KATA PENGANTAR
Puji Syukur ke hadirat Allah SWT atas tersusunnya makalah ini, sehingga dapat selesai sesuai dengan jadwal waktu yang diharapkan.
Penulis sadar bahwa bekal Pengetahuan tentang masyarakat amat minim, namun sebagai langkah awal mudah-mudahan penelitian ini dapat berguna.
Dalam penyusunan Makalah ini, banyak bantuan dari berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, baik bantuan moril, materil maupun dorongan semangat. Untuk itu diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Saya menyadari, Makalah ini masih banyak kekurangan baik isi, maupun tekhnik penulisan. Oleh sebab itu, kritik, saran dan pendapat dari pembaca sangat kami harapkan.
Akhirnya mudah-mudahan tulisan ini dapat bermanfaat bagi model pembelajaran dan semakin memacu aspirasi belajar siswa mengenai masyarakat kurang mampu ( miskin ).

Sumbawa Besar, 30 Januari 2007
Penyusun


( Anggi Sekartiningrum )



1. Latar belakang

a. Dasar
Dasar didalam pembuatan Makalah ini, yakni agar kita semua mengenali tentang masyarakat miskin serta upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah untuk membebaskan masyarakat dari kemiskinan.

b. Sejarah
Kemiskinan, disebabkan oleh beberapa hal. Misalnya saja pertambahan penduduk yang membuat masyarakat saling berlomba memperebutkan suatu pekerjaan, mahalnya biaya lauk-pauk, minimnya lapangan pekerjaan, dan lain sebagainya.
Kemiskinan pun ditentukan dari diri sendiri, bagaimana menyikapi hal tersebut agar semua usaha yang kita lakukan tidak sia-sia sehingga memperoleh keberhasilan dengan langkah mudah.

2. Tujuan

a. Mengetahui jumlah masyarakat miskin.
b. Mengetahui tingkat kebutuhan masyarakat miskin.
c. Mengetahui program yang sudah diterima oleh masyarakat miskin.

III. Pembahasan

a. Daerah/wilayah
Lokasi sebagai tempat observasi saya adalah di Kelurahan Bugis. Karena selain merupakan tempat tinggal saya, saya dapat melihat sendiri tentang masyarakat miskin itu sendiri.

b. Kebijakan Pemerintah Desa
Di Kelurahan Bugis, Pemerintah telah membuka beberapa sarana yaknii BLT ( Bantuan Langsung Tunai ), Raskin, dan Kartu Sehat

c. Statistik Masyarakat Miskin

Jumlah Rumah Tangga Penerima BLT Tahun 2006

Kecamatan Desa Sangat Miskin Miskin Hampir miskin Jumlah RTm
Sumbawa 253 1312 2013 3578
Lempeh 0 55 187 242
Samapuin 94 185 232 511
Brang Bara 8 117 151 276
Pekat 15 160 246 421
Seketeng 11 123 412 546
Bugis 21 213 241 475
Uma Sima 6 142 235 383
Brang Biji 70 317 309 724

Banyaknya Gedung SD Inpres dan Non Inpres

Kelurahan Inpres Non Inpres Jumlah
Brang Biji 2 - 2

Jumlah Keluarga Yang Menerima Surat Miskin dan Kartu Sehat

Kelurahan Surat Miskin Kartu Sehat
Brang Biji 14 185

Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah Keluarga miskin di Kelurahan Brang Biji terdapat 724 Keluarga. Dibandingkan dengan Kelurahan lainnya, Kelurahan Brang Biji menempati posisi terbanyak yang menerima BLT.

d. Tingkat Kebutuhan Masyarakat Miskin
Kebutuhan seseorang yang satu dengan yang lain, pastilah berbeda. Untuk alasan tersebut, sangat sulit untuk mendiskripsikan kebutuhan seseorang dengan lebih rinci. Intinya, kebutuhan primerlah yang harus dipenuhi. Yakni makanan sehat dan minum. Kemudian kebutuhan sekunder yakni tempat tinggal yang layak. Hingga pendidikan yang cukup minimal 9 tahun.

e. Program Pengentasan Kemiskinan
Dalam menangani masalah menghindarkan diri dari kemiskinan, Pemerintah telah mengadakan beberapa program diantaranya:
~ BLT ( Bantuan Langsung Tunai )
~ RASKIN ( Beras Miskin ) sebanyak 5 kg /Kepala Keluarga.
~ KUT ( Kredit Usaha Tani ).
~ IDT ( Impres Desa Tertinggal ) yang diperuntukkan Pemerintah membantu Desa-desa tertinggal.
~ Kartu Sehat untuk masyarakat miskin. Dimana masyarakat miskin dapat berobat secara gratis apabila telah memiliki kartu ini.

Selain itu, masih ada pula program yang telah dilaksanakan untuk pendidikan, yakni Gedung Inpres dan Sekolah gratis karena adanya Bantuan Operasional Sekolah ( BOS ). Adanya pelatihan-pelatihan untuk anak putus Sekolah contohnya pelatihan menjahit, pelatihan LAS, pelatihan pertanian, dan lain sebagainya yang modalnya bisa kita pinjam dari Koperasi Unit Desa.
Namun, tampaknya kebijakan tersebut masih kurang berhasil karena banyaknya kendala seperti:
1. Kekurang aktifan masyarakat dalam mengelola sesuatu sehingga membuat bisnis tidak berkembang,
2. tingkat pendidikan peserta pelatihan biasanya hanya lulusan SD atau SMP sehingga kurang mengenai sasaran ( tidak sesuai yang diharapkan oleh Pemerintah ), dan
3. kekurang kreatifan masyarakat dalam mengembangkan kreasinya.



BAB IV.
Penutup

a. Kesimpulan
Sebenarnya, Pemerintah telah menjalankan programnya dengan baik. Akan tetapi, semuanya berbalik lagi kepada masyarakat. Apakah akan terus bergantung kepada program-program Pemerintah tersebut? Atau ingin bangkit menjadi Negara maju yang berpendapatan tinggi dan hidup makmur? Maka, dari itu semua dibutuhkan kesadaran dan tekad dari masyarakat sendiri untuk menjauhkan diri dari kemiskinan yang banyak melanda Negeri Indonesia.

b. Saran
Memperhatikan kondisi masyarakat miskin yang memprihatinkan, saya hanya menyarankan bahwa dalam menerima bantuan dari Pemerintah tersebut, tak rugi jika kita memanfaatkan dengan baik. Dengan BOS, gunakan waktu sebaik-baiknya untuk memperdalam ilmu sehingga dapat terbebas dari kemiskinan dan menjadi orang yang berguna. Dengan diadakannya les gratis, manfaatkanlah untuk menghasilkan beraneka ragam kreatifitas yang dapat menambah devisa Negeri apabila diekspor ke luar Negeri. Dengan adanya KUT, baiknya kita mencoba untuk bercocok tanam yang sesuai dengan kondisi Negara kita yang agraris. Dan dengan KUD, bukalah usaha yang sesuai dengan kemampuan kita. Jadikan Indonesia sebagai Negara yang makmur, kaya akan budaya, dan terbebas dari kemiskinan. Jangan takut untuk berusaha, sebab satu kegagalan yang membuat kecewa itu, justru merupakan awal dari kesuksesan yang akan kita raih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar