Rabu, 08 Juli 2009

Inflasi

Inflasi merupakan salah satu indikator penting yang dapat memberikan informasi tentang dinamika perkembangan harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Perkembangan harga barang dan jasa ini berdampak langsung terhadap tingkat daya beli dan biaya hidup masyarakat, perubahan nilai aset dan kewajiban serta nilai kontrak/transaksi bisnis.
Inflasi yang merupakan indikator pergerakan antara permintaan dan penawaran di pasar riil juga terkait erat dengan perubahan tingkat suku bunga, produktivitas ekonomi, nilai tukar rupiah dengan valuta asing, indeksasi anggaran dan parameter ekonomi makro lain. Oleh karena itu, masyarakat, pelaku bisnis, kalangan perbankan, anggota parlemen, dan pemerintah sangat berkepentingan terhadap perkembangan inflasi.
Secara umum angka inflasi yang menggambarkan kecenderungan umum tentang perkembangan harga dan perubahan nilai dapat dipakai sebagai informasi dasar untuk pengambilan keputusan baik tingkat ekonomi mikro atau makro, baik fiskal maupun moneter. Pada tingkat mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya, dapat dimanfaatkan angka inflasi untuk dasar penyesuaian pengeluaran kebutuhan sehari-hari dengan pendapatan mereka yang relatif tetap.
Pada tingkat korporat angka inflasi dapat dipakai untuk perencanaan pembelanjaan dan kontrak bisnis. Dalam lingkup yang lebih luas (makro) angka inflasi menggambarkan kondisi/stabilitas moneter dan perekonomian. Secara spesifik kegunaan angka inflasi antara lain untuk:
a. Indeksasi upah (Wage-Indexation) dan tunjangan gaji pegawai,
b. Penyediaan Nilai Kontrak (Contractual Payment),
c. Eskalasi Nilai Proyek (Project Escalation),
d. Penentuan Target Inflasi (Inflation Targeting),
e. Indeksasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Budget Indexation),
f. Sebagai pembagi PDB, PDRB (GDP Deflator),
g. Sebagai proksi perubahan biaya hidup (proxy of cost of living),
h. Indikator dini tingkat bunga, valas, dan indeks harga saham.
Rumus yang digunakan untuk menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah Laspeyres yang dimodifikasi (Modified Laspeyres). Rumus tersebut mengacu pada manual Organisasi Buruh Dunia (International Labour Organization/ILO). Pengelompokan IHK didasarkan pada klasifikasi internasioal buku dalam Classifications of Individual Consumption According to Purpose4 (COICOP) yang diadaptasi untuk kasus Indonesia menjadi Klasifikasi Buku Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga.


Konsep dan Definisi

Inflasi IHK atau inflasi umum (headline inflation) adalah inflasi seluruh barang/jasa yang dimonitor harganya secara periodik. Inflasi umum adalah komposit dari inflasi inti, inflasi administreted prices, dan inflasi volatile goods.

Contoh: IHK Umum bulan Juni 2007 sebesar 148,92 sedangkan IHK Umum bulan Mei
2007 sebesar 148,58, maka besarnya angka inflasi IHK Umum bulan Juni 2007
adalah [(148,92-148,58)/148,58] x 100% = 0,23%.

Inflasi inti (core inflation) adalah inflasi barang/jasa yang perkembangan harganya dipenuhi oleh perkembangan ekonomi secara umum, seperti sekpektasi inflasi, nilai tukar, dan keseimbangan permintaan dan penawaran, yang sifatnya cenderung permanen, persistent, dan bersifat umum. Berdasarkan SBH 2002 jumlah komoditasnya sebanyak 670 antara lain kontrak rumah, upah guru, mie, susu, sepeda motor, dan sebagainya.

Contoh: IHK Komponen inti (core) bulan Juni 2007 sebesar 138,69, sedangakn IHK Kompunen inti (core) bulan Mei 2007 sebesar 138,55, maka besarnya angka inflasi IHK Komponen inti (core) bulan Juni 2007 adalah [(138,69-138,55)/138,55] x 100% = 0,10%.

Inflasi administrated prices adalah inflasi barang/jasa yang perkembangan harganya secara umum dapat diatur pemerintah. Berdasarkan SBH 2002 jumlah komoditasnya sebanyak 19 antara lain bensin, tarif listrik, rokok, dan sebagainya.

Contoh: IHK Komponen administrated prices bulan Juni 2007 sebesar 182,37 sedangkan IHK Komponen administrated prices bulan Mei 2007 sebesar 181,93, maka besarnya angka inflasi IHK Komponen administrated prices bulan Juni 2007 adalah (182,37-181,93)/181,93] x 100% = 0,24%.

Paket komoditas adalah sekeranjang/sejumlah barang dan jasa yang secara umum dominan dikonsumsikan oleh masyarakat suatu kota.
Diagram timbang adalah diagram yang menunjukkan persentase nilai konsumsi tiap jenis barang/jasa terhadap total rata-rata pengeluaran rumah tanggan di suatu kota.

Metodologi

Bahan dasar penyusunan inflasi adalah Hasil Survei Biaya Hidup (SBH) (Cost of Living Survey). SBH diadakan antara 5-10 tahun sekali, dan kini SBH 2007 sedang berlangsung. Sekitar 100.000 rumahtangga di Indonesia ditanya mengenai tingkat pengeluaran serta jenis dan nilai barang/jasa apa saja yang dikonsumsikan selama setahun penuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar